Minggu, 02 September 2012



Munich - Kaos putih lengan panjang dengan kancing menyerupai kemeja serta celana merah. Sekilas seperti seragam SD di Indonesia. Tentu saja bukan, karena pakaian itu ada di museum Bayern Munich.

Itulah replika seragam FC Hollywood pada tahun 1906. Celana merah itu melekatkan nickname 'Red Shorts' pada pasukan yang merupakan merger dari FC Bayern dan MSC tersebut. Seragam itu menginspirasi seragam Bayern di masa mendatang, sehingga mereka berjuluk Die Rottens alias "Si Merah".

Atas undangan PT Asuransi Allianz Life Indonesia, detiksport berkesempatan mengunjungi museum klub top Jerman itu bersama 64 anak dari 22 negara yang tergabung dalam Allianz Junior Football Camp. Selain mendapat pelatihan sepakbola dari pelatih tim yunior Bayern, anak-anak itu juga diajak melihat stadion Allianz Arena.

Di kawasan stadion itulah museum Bayern berada. Mengunjungi museum tersebut adalah salah satu bagian dari tur keliling Allianz Arena yang bisa diakses publik.

Ada apa saja di dalam museum? Kostum-kostum Bayern Munich dari masa ke masa ditampilkan. Demikian pula dengan para pemain dan pelatih. Pemain legendaris seperti Franz Beckenbauer membubuhkan tanda tangan di lantai museum. 


Sederet trofi yang pernah dimenangkan Bayern Munich juga dipajang. Juara Bundesliga hingga Liga Champions 'tercatat' dengan apik di museum itu.

Pengunjung juga bisa melihat replika bus pemain yang digunakan mengangkut mereka menuju kandang lawan. Tak sekadar melihat sejarah tumbuh kembang dan prestasi klub, pengunjung juga bisa have fun dengan sejumlah game yang tersedia. Mau foto-foto melalui semacam photo box pun boleh.

Bagi penggemar Bayern Munchen, kunjungan ke museum tersebut seolah bisa menambah kecintaan pada klub tersebut. Sedangkan bagi dua bocah Indonesia yang berkesempatan mengikuti kegiatan itu, kunjungan itu menjadi pelecut semangat untuk memberikan yang terbaik di lapangan hijau dan kelak menjadi pemain berkelas dunia.

"Bagus banget museumnya. Saya jadi semakin termotivasi untuk jadi pemain profesional. Jadi saya harus latihan lagi dan lagi," ujar salah satu anak Indonesia yang mengikuti camp itu, Ary Rezqy Hakim.

Dia pun berharap suatu hari nanti bisa bergabung dengan FC Bayern Munich. "Kalau memang ada kesempatan, kenapa enggak. Kalau belum ya perlu latihan lagi. Rezeki itu sudah diatur," tutur Ary.

Moch Aula Rizky pun merasa senang dan bangga bisa masuk dan melihat-lihat museum Bayern Munich. Sebagaimana Ary, Aula juga termotivasi untuk menjadi pemain profesional berprestasi.

"Lihat ini jadi tambahan motivasi buat lebih maju. Kalau punya kesempatan main di luar negeri ingin bisa main di Bayern Munich atau Barcelona. Tapi jadi pemain di dalam negeri pun nggak apa-apa," harap Aula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar